Kota Tangerang - Fasilitas mebeuler untuk SMPN 34 Kota Tangerang saat inI mangkrak. Menurut Ketua Umum LSM Bintang Merah indonesia yang akrab di sapa Dedy atau Coki sangat menyangkan hal tersebut terjadi. Jika bangunan belum siap kenapa harus memulai pengadaan meubeler.
"Seharusnya bangunan siap baru mulai pengadaan.jadi terkesan di paksakan pengadaan tersebut yang lumayan besar menelan apbd 2024 kota tangerang," ujar Coki.
Diketahui, lanjutnya, dalam Sirup LKPP tahun 2024 lalu, Dinas Pendidikan Kota Tangerang menganggarkan dana total Rp2.662.000.000,- untuk pengadaan meubeler, dengan metode 2 tahap. Tahap pertama yakni senilai Rp.2.363.650.000,- dengan sistem pengadaan e-purchasing pada April 2024. sementara pengadaan tahap kedua yakni senilai Rp.299.740.000,- dengan sistem e-purchasing pada Oktober 2024 lalu.
"Permasalahan ini pun sampai DPRD KOTA Tangerang turun tangan seperti yang dilansir Klikbanten.id bahwa DPRD Kota Tangerang yang diwakilkan Komisi IV telah melakukan peran sebagai fungsi pengawasan dengan menegur dan mengingatkan kepada Dinas Pendidikan Kota Tangerang terkait adanya dugaan meubeler yang mangkrak di SMPN 34 Kota Tangerang," ungkap Coki
Menurutnya, seperti dari sumber yang sama bahwa Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Jamaluddin menjelaskan, kerusakan meubeler yang terjadi di sekolah itu telah diatasi oleh Pemkot Tangerang. Dinas Pendidikan sudah mengajukan pergantian mebel yang rusak kepada penyedia.
Dengan kejadian ini ketua umum LSM Bintang Merah Indonesia akan segera membuat surat kepada dinas terkait dalam hal ini. dinas pendidikan kota tangerang untuk meminta klarifikasi terkait kejadian ini.
Jamaludin dalam siaran persnya Senin (10/02/2025) mengatakan bahwa memang ada kerusakan, namun saat ini telah selesai diatasi. Kami telah mengajukan pengembalian kepada penyedia karena masih ada garansi untuk mebel. Menurutnya, dia sudah persiapakan petugas dan ruang khusus untuk memperbaiki meubeler yang rusak.
"Menurut kami, pengadaan tersebut seharusnya bisa di laksanakan setelah bangunan sudah selesai. kami menduga keras adanya unsur lain dalam pengadaan yang terburu buru padahal bangunan belum selesai," jelas Jamaludin