Tangerang (03/02/25) - Insiden kekerasan yang melibatkan aktivis sosial Ahmad Khozinudin menarik perhatian publik setelah beredarnya rekaman video yang menunjukkan dirinya dikeroyok oleh sekelompok orang yang diduga merupakan preman. Video tersebut viral di media sosial, memicu berbagai reaksi dari masyarakat yang mengecam tindakan kekerasan tersebut.
Ahmad Khozinudin dikenal sebagai sosok yang aktif dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat kecil, sehingga insiden ini tidak hanya menjadi sorotan karena kekerasan fisik, tetapi juga karena konteks perjuangan yang diusungnya.
Peristiwa ini terjadi pada Sabtu, 1 Februari 2025, saat Khozinudin terlibat dalam aksi protes menuntut keadilan atas perampasan tanah yang dilakukan oleh pengembang properti besar di daerah tersebut. Aksi yang awalnya berlangsung damai tiba-tiba berubah menjadi kericuhan ketika sejumlah preman mulai mengintimidasi para peserta, termasuk Khozinudin.
Dalam rekaman yang beredar di youtube, terlihat jelas bagaimana Khozinudin berusaha mendokumentasikan situasi tersebut, namun tiba-tiba dikeroyok oleh sekelompok orang, sementara teriakan permohonan bantuan dari dirinya dan para pendukungnya tidak diindahkan oleh aparat kepolisian yang seharusnya bertugas menjaga ketertiban.
Ketidakberanian aparat kepolisian untuk bertindak dalam situasi tersebut menjadi sorotan utama. Meskipun kericuhan berlangsung cukup lama dan dapat disaksikan oleh banyak orang, polisi yang berada di lokasi tampak tidak mengambil tindakan tegas.
Menurut laporan banyak saksi mata yang mengungkapkan kekecewaan terhadap ketidakhadiran polisi dalam mengamankan situasi. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai peran dan tanggung jawab aparat dalam menjaga keamanan masyarakat, terutama dalam konteks aksi-aksi yang berkaitan dengan hak-hak rakyat.