Washington (9/1) - Dilansir dari reuters.com bahwa Amerika Serikat telah menyatakan bahwa tidak ada rencana untuk meningkatkan kehadiran militernya di Greenland, sebagaimana disampaikan oleh Kedutaan Besar AS di Kopenhagen. Pernyataan ini muncul setelah Presiden Terpilih Donald Trump mengungkapkan ketertarikan untuk mengakuisisi pulau tersebut.
Greenland, yang merupakan wilayah otonom di bawah Kerajaan Denmark, memiliki posisi yang sangat strategis di antara Samudra Arktik dan Atlantik, dan telah dihuni oleh suku Arktik yang bermigrasi dari Kanada selama lebih dari 4.500 tahun.
Saat ini, Amerika Serikat sudah memiliki kehadiran militer di Greenland, terutama di Pangkalan Angkasa Pituffik. Pangkalan ini beroperasi di bawah kendali AS, meskipun Denmark tetap bertanggung jawab atas pertahanan dan hubungan luar negeri wilayah tersebut.
Keberadaan pangkalan ini menunjukkan pentingnya Greenland dalam konteks strategi militer dan keamanan nasional AS, meskipun tidak ada rencana untuk memperluas kehadiran tersebut dalam waktu dekat.
Dalam konteks rencana Donald Trump, terdapat ketertarikan untuk mengambil alih Terusan Panama dan Greenland dengan alasan yang berkaitan dengan keamanan ekonomi. Meskipun demikian, Trump tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan kekuatan militer dalam upaya merebut kedua wilayah tersebut.
Hal ini menimbulkan berbagai spekulasi mengenai dampak yang mungkin terjadi terhadap hubungan internasional dan stabilitas di kawasan tersebut, terutama mengingat posisi Greenland yang strategis.