Jakarta (31/12) - Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa partainya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap hasil pemilihan kepala daerah atau pilkada 2024, khususnya di daerah-daerah yang mengalami kekalahan, seperti Jakarta, Banten, dan Riau. Ia menekankan pentingnya proses evaluasi ini sebagai langkah untuk memperbaiki strategi di masa mendatang. Dalam pandangannya, kekalahan dalam kontestasi politik adalah hal yang wajar dan harus diterima dengan lapang dada, serta dijadikan sebagai pelajaran berharga untuk meningkatkan kinerja partai di masa yang akan datang.
Dalam pidatonya di acara refleksi akhir tahun 2024 dan outlook 2025 yang berlangsung di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar di Kemanggisan, Jakarta Barat, pada Selasa (31/12), Bahlil mengajak seluruh kader untuk tidak merasa putus asa meskipun hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan. Ia menegaskan bahwa setiap kekalahan harus dicatat dan dijadikan sebagai bahan introspeksi.
"Dengan semangat optimisme, Bahlil berjanji bahwa Partai Golkar akan merumuskan strategi yang lebih efektif untuk menghadapi tantangan di masa depan," ujar Bahlil.
Bahlil juga menyoroti bahwa kekalahan di beberapa daerah dalam Pilkada 2024 seharusnya tidak membuat partai merasa menyesal secara berlebihan. Ia mengingatkan bahwa penting untuk terus melangkah maju dan tidak terjebak dalam rasa penyesalan yang mendalam.
"Dengan semangat yang positif, Bahlil mengajak seluruh anggota partai untuk tetap fokus pada tujuan jangka panjang dan berkomitmen untuk melakukan perbaikan yang diperlukan agar Partai Golkar dapat kembali meraih kepercayaan masyarakat di pemilihan mendatang," lanjutnya.
Bahlil juga mengungkapkan bahwa target Partai Golkar dalam pemilihan kepala daerah adalah mencapai 60 persen suara. Bahlil menambahkan bahwa pengumuman resmi mengenai hasil tersebut akan dilakukan setelah adanya keputusan dari Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa yang ada. Dalam konteks ini, Golkar menghadapi tantangan di beberapa daerah, termasuk Jakarta, Banten, dan Riau, di mana calon kepala daerah yang diusung mengalami kekalahan.
"Di Jakarta, Golkar mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur yang berpasangan dengan Suswono dari PKS. Mereka bersaing dengan dua pasangan calon lainnya, yaitu Dharma Pongrekun dan Kun Wardhana yang maju sebagai calon independen, serta Pramono Anung dan Rano Karno yang diusung oleh PDI Perjuangan. Hasil pemilihan menunjukkan bahwa Pramono Anung dan Rano Karno berhasil meraih suara terbanyak dengan 635.170 suara, sementara Ridwan Kamil dan Suswono memperoleh 535.613 suara, dan pasangan independen Dharma-Kun mendapatkan 136.935 suara," jelas Bahlil beraoi-api.
Di Banten, Golkar mengusung Airin Rachmi Diany yang berpasangan dengan Ade Sumardi dari PDIP. Meskipun beberapa survei menunjukkan bahwa pasangan ini memiliki peluang menang.
" kenyataannya mereka kalah dari pasangan yang diusung oleh Partai Gerindra, Andra Soni dan Dimyati Natakusuma,"pungkasnya.