Relevansi Marhaenisme Dalam Konteks Kekinian
Oleh; Hadi Hartono
Marhaenisme adalah sebuah paham yang dikembangkan oleh Soekarno yang menekankan pentingnya perjuangan untuk kepentingan rakyat kecil, terutama dalam konteks perjuangan kemerdekaan dan pembangunan sosial. Dalam konteks kekinian, relevansi Marhaenisme dapat dianalisis dari beberapa perspektif berikut:
1. Pemberdayaan Rakyat Kecil
Relevansi: Marhaenisme menekankan pentingnya meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil, yang sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini di mana masih banyak kelompok yang terpinggirkan.
Implementasi: Kebijakan publik dan program pembangunan yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi, akses pendidikan, dan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu.
2. Keadilan Sosial
Relevansi: Konsep keadilan sosial yang diusung Marhaenisme sangat relevan dengan upaya untuk mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi yang masih ada di Indonesia.
Implementasi: Perlunya kebijakan redistribusi kekayaan, peningkatan akses terhadap sumber daya, serta perbaikan sistem peradilan yang adil bagi semua lapisan masyarakat.
3. Identitas dan Kebudayaan Lokal
Relevansi: Marhaenisme menghargai nilai-nilai lokal dan kearifan budaya masyarakat, yang menjadi penting dalam menghadapi globalisasi yang homogen.
Implementasi: Mengembangkan program-program yang melestarikan budaya lokal dan memperkuat identitas nasional dalam konteks global.
4. Partisipasi Politik dan Demokrasi
Relevansi: Marhaenisme mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam politik dan pengambilan keputusan, penting untuk menguatkan demokrasi di Indonesia.
Implementasi: Meningkatkan kesadaran politik masyarakat dan memberikan ruang bagi partisipasi aktif dalam proses politik, seperti pemilihan umum dan musyawarah.
5. Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan)
Relevansi: Dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan, Marhaenisme bisa menjadi landasan untuk memperjuangkan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Implementasi: Mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam kebijakan pembangunan dan melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam.
6. Kritis Terhadap Ketidakadilan Ekonomi
Relevansi: Marhaenisme menawarkan kritik terhadap sistem ekonomi yang menciptakan ketidakadilan, relevan dalam konteks meningkatnya ketimpangan ekonomi di Indonesia.
Implementasi: Mengadvokasi kebijakan yang mengutamakan kepentingan rakyat kecil dan menentang praktek-praktek ekonomi yang merugikan masyarakat.
7. Penguatan Jaringan Sosial dan Solidaritas
Relevansi: Marhaenisme menekankan pentingnya solidaritas antar masyarakat, yang diperlukan dalam menghadapi tantangan sosial saat ini, seperti kemiskinan dan pengangguran.
Implementasi: Mendorong pengembangan jaringan sosial dan organisasi masyarakat sipil untuk memperjuangkan hak-hak rakyat.
Penutup
Relevansi Marhaenisme dalam konteks kekinian menunjukkan pentingnya perhatian terhadap rakyat kecil, keadilan sosial, dan partisipasi aktif dalam pembangunan. Penerapan nilai-nilai Marhaenisme dapat membantu menjawab tantangan yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini, memperkuat fondasi demokrasi, dan mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat terwujud masyarakat yang adil, makmur, dan berdaya saing.